BukaLapak

Perjalanan Investasi Bukalapak Menuju Kesuksesan



Interview dengan Achmad Zaky, CEO Bukalapak.

1. Apa saja tantangan bagi Bukalapak dan bagaimana Anda mengatasinya? Apa yang membuat Bukalapak berbeda dari marketplace lainnya?


Menurut saya, market e-commerce belum terlalu saturated karena transaksi masih di bawah 1% dari keseluruhan transaksi perdagangan di Indonesia, ditambah lagi, populasi Indonesia sudah melebihi 250 juta jiwa. Jadi, e-commerce masih bisa berkembang dengan pesat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan antar e-commerce semakin ketat, jadi Bukalapak terus berusaha untuk menjadi lebih baik, mempertahankan kepercayaan penjual dan pembeli, dan terus memperbaiki platform/website kami.

Selain itu, kemudahan prosedur berjualan di Bukalapak membuat platform kami menarik dan gampang untuk dimengerti, terutama bagi para pengusaha kecil-menengah untuk berjualan online. Perbedaan kami dari marketplace lainnya adalah: Bukalapak fokus kepada UKM sebagai partner/penjual kami dengan memberikan pelatihan dan edukasi bagi mereka. Misi kami adalah untuk mengangkat UKM agar menjadi lebih professional dengan berjualan di Bukalapak.


2. Apakah Bukalapak pernah mengalami kasus perselisihan/penipuan? Bagaimana Bukalapak mengatasinya?


Sebagai marketplace, Bukalapak mengambil peran mediator antara penjual dan pembeli. Kami meminimalisir kasus perselisihan/penipuan antara penjual dan pembeli dengan sistem escrow account (rekening penyimpanan). Jadi, pembeli akan mentransfer uang ke escrow account tersebut, dan Bukalapak akan menyimpan uang pembeli sampai mereka menerima barang yang dipesan. Jika ada keluhan dari pembeli, atau barang yang dibeli tidak sesuai dengan deskripsi yang tertera di lapak penjual, maka kami akan mengembalikan uang pembeli.


3. Menurut Anda, apakah teknologi mobile dapat mengakselerasi penggunaan jasa Bukalapak? Apakah 4G akan berpengaruh besar untuk Bukalapak?


Mobile internet akan mendorong dan bahkan mengakselerasi adopsi e-commerce di Indonesia, termasuk Bukalapak. Sampai saat ini, sekitar 70 persen transaksi Bukalapak datang dari mobile internet. Tersedianya teknologi 4G dapat mempercepat adopsi e-commerce karena teknologi lama (3G) pun tetap akan memperluas hingga kota lapis kedua, bahkan ketiga, di seluruh Indonesia, sehingga jaringan seluler semakin tersebar di seluruh Indonesia. Dengan demikian juga akan mendorong transaksi e-commerce.


4. Sebagai tech startup yang berhasil mendapatkan pendanaan, bisakah Anda ceritakan pada kami tentang Bukalapak sebelum dan sesudah pendanaan? Apa yang dapat Anda sampaikan kepada startups baru?


Investor sangat memperhatikan prestasi dan continuity dari sebuah bisnis. Jika ada startup yang dapat membuktikan bahwa bisnis mereka terus berkembang, maka investor tidak akan sungkan untuk memberikan pendanaan pada startup tersebut. Pendiri startup harus bertemu langsung dengan investor di berbagai konferensi, berbicara langsung dan membangun network dengan para investor. Pada rapat awal, startup harus mempresentasikan bisnis mereka, valuasi, produk dan bagaimana mereka dapat berkembang. Startup harus cukup percaya diri untuk mempresentasikan bisnis mereka kepada investor, tidak masuk akal jika proposal Anda baik namun Anda tidak bisa mempresentasikannya. Kepercayaan investor harus seimbang dengan keseriusan untuk membangun bisnis startup. Startup juga harus bisa mempertahankan prestasi bisnis mereka agar terus berkembang.

Para startup yang telah mendapatkan investasi lantas menggunakan dana tersebut hanya untuk mengembangkan bisnisnya. Ada dua syarat yang harus diketahui startup tentang penggunaan dana dari investor, yakni: smart money dan dump money. Hindari dump money, atau investasi yang tidak digunakan untuk mengembangkan performa bisnis, dan dapat berakibat kebangkrutan. Do the smart money, dan buatlah bisnis anda semakin hebat.

3 comments:

Tampilan web Bukalapak.com dari waktu ke waktu

Siapa sih yang tidak tahu bukalapak.com?, situs marketplace yang katanya terbesar di Indonesia itu, Bukalapak dari tahun ke tahun selalu men...